Dunia internet sudah merupakan kebutuhan
dunia kita hari ini, begitu juga dengan game online yang menghipnotis
begitu banyak orang seolah sudah mendarah daging dan semakin sulit
terpisahkan dalam keseharian pecandunya. Begitu populernya sehingga
tidak mengherankan jika digandrungi tua dan muda, anak-anak dan dewasa.
Namun taukah anda bahwa kebiasaan duduk berlama-lama di depan komputer
bisa menimbulkan malapetaka?.
Berita hangat yang sempat diliput
dibeberapa media beberapa bulan lalu adalah tentang kematian pemuda
bernama Chris Stanifort yang berumur 20 tahun meninggal setelah
bermain game online selama 12 jam nonstop dan dapat dilihat dilink http://gugling.com/2011/08/01/tewas-karena-nonstop-bermain-game-selama-12-jam/. Lalu
bagaimana kronologisnya?, kenapa setelah duduk lama bermain game online
ia bisa meninggal?, dari kejadian itu hendaknya kita berhati-hati
jangan sampai peristiwa serupa terjadi pada kita, ataupun keluarga kita.
.
Duduk lama, tanpa aktivitas
fisik/pergerakan badan akan menyebabkan darah mengalir amat
lambat/statis vena dan juga akan menyebabkan kerusakan pada dinding
pembuluh darah sehingga terjadilah trombosis vena dalam (bekuan darah di
pembuluh vena bagian dalam). Pembuluh darah yang paling sering
mengalami trombosis saat kita duduk berlama-lama adalah pembuluh darah
di bagian tungkai. Jikalau seseorang itu memang memiliki kecenderungan
darah untuk menggumpal (hiperkoagubilitas) maka terjadilah keadaan yang
disebut dengan tromboemboli
.
Trombus (bekuan darah) pada pembuluh
vena dalam, akan terlepas dan melayang-layang ikut dalam aliran darah
dan bekuan yang melayang-layang ini disebut embolus.
Embolus ini akan menyangkut di mana
saja, dan akan fatal jika ia kemudian sampai di pembuluh darah paru dan
otak. Embolus yang menyumbat di pembuluh darah paru (pulmonary artery)
akan menyebabkan emboli paru, dan yang menyangkut di pembuluh darah otak
akan menyebabkan stroke (keduanya amat berbahaya).
Emboli Paru memberikan gejala yang samar
dan tidak begitu spesifik sehingga akan sulit terdiagnosa, tak jarang
emboli paru ini bahkan baru diketahui setelah dilakukan otopsi jenazah
setelah kematian. Kematian akan datang secara mendadak tanpa sempat
terdiagnosa oleh dokter. Dengan kata lain emboli paru ini bisa menjadi silent killer bagi
kita yang memiliki faktor resiko untuk dihinggapinya. Namun jika emboli
itu ringan maka masih bisa diberikan beberapa pengobatan termasuk usaha
pembedahan.
Sebenarnya faktor resiko trombosis vena
dalam bukan hanya semata-mata oleh kurangnya gerak badan saja. Namun
beberapa keadaan lain juga bisa menjadi faktor resiko, antara lain: usia
lanjut, pasien post operasi yang harus berbaring lama, kelumpuhan,
kegemukan, perokok dan yang memiliki kecenderungan darah untuk
menggumpal.
Dari sekian banyak faktor tersebut, ada
baiknya kita hindari sebisa mungkin. Jagalah berat badan supaya tetap
ideal, lakukan aktivitas fisik dan selingi kegiatan lain setelah duduk
lama, rajin berolahraga, terapkan hidup sehat, dan hindari menjadi
perokok aktif maupun pasif.
Seiring dengan era internet yang membabi
buta menimbulkan kecanduan bagi berbagai golongan yang belum tentu siap
dengan segala resikonya. Keasyikan duduk lama di depan komputer, hampir
membuatnya terbuai dan lupa bahwa kebiasaan itu akan mendatangkan
malapetaka. Silent killer mengintai setiap waktu, maka dari itu
berupayalah supaya jangan sampai mati konyol.
Segala sesuatu yang berlebihan tetaplah
berefek buruk, termasuk berperang game online dengan lawan di dunia
maya. Makanan siap saji yang mendampingi di samping komputer juga ikut
memperburuk kesehatan dan menyumbangkan segudang penyakit lain. Oleh
karena itu berhati-hatilah jangan sampai silent killer seperti ini
melahap hidup kita.